Oleh : Nur Ida sannu
Pemerhati sosial
Serangan Pasukan keamanan Israel yang menggunakan granat kejut dan peluru karet terhadap orang-orang Palestina di luar masjid Al Aqsa di Yerusalem, tempat ribuan jamaah menghadiri salat Jumat, 21 Mei 2021. Menimbulkan duka yang mendalam.
Bagaimana tidak dari serangan tersebut merusak ketenangan yang baru dirasakan usai gencatan senjata yang diumumkan oleh Israel dan Hamas. Sehingga hal ini menjadi sorotan berita Internasional pekan lalu. https://wwwliputan6.com/global/read/456385/bentrok-israel-terjadi-lagi.
Akibat dari perang yang berlangsung selama 11 hari itu telah meninggalkan kehancuran dan kerusakan besar di Jalur Gaza. Bantuanpun segera datang sehari setelahnya pada Jumat (21/5/2021), sejumlah pihak menilai rekonstruksi bisa memakan waktu bertahun-tahun di medan tempur tersebut. https://www.kompas.com/global/read/2021/05/24/053000870/kabar-dunia-sepekan-gencatan
Dari tahun ke tahun kita melihat penjajahan terhadap saudara kita yang ada Palestina terus saja berlangsung dan tanpa bisa kita ketahui kapan berakhirnya penderitaan tersebut, bahkan tak henti-hentinya para musuh Islam mencabik-cabik tubuh kaum muslim yang berada di Palestina, rumah serta fasilitas umum hancur berkeping-keping bahkan anak-anak merekapun menjadi korban dan mati terbunuh.
Kaum penjajah Israel dengan membabi-buta menyerang kaum muslim Palestina tak kenal tempat. Bahkan di dalam masjid yang notabene tempat ibadah umat Islam.Tindakan Israel ini merupakan kezoliman kebrutalan kekerasan dan tindakan ini tidak bisa diterima dari sudut pandang mana pun.
Oleh karenanya Krisis yang terjadi pada Palestina mendapatkan perhatian dari sejumlah kaum muslim dari belahan masyarakat global, berbagai cara bantuan kemanusiaan dilakukan dengan mengirimkan bala bantuan mulai dari berupa makanan, obat-obatan selimut serta kebutuhan-kebutuhan harian mereka yang dikirimkan secara langsung ke Palestina.
Akan tetapi bantuan yang diberikan kepada mereka hanya bersifat sementara. Sebab meskipun sudah mengirimkan bantuan toh perang terus berkecamuk dan terus berlanjut. Faktanya dengan hanya mengirimkan bantuan hal tersebut tak mampu menyelesaikan pertikaian di Palestina.
Sebab hal tersebut tidak mampu memberikan dampak apa-apa bagi saudara kita yang berada di Palestina. Bila mengambil benang merahnya Usut punya usut ternyata pengkhianatan yang dilakukan para penguasa-penguasa kaum muslim, serta bentuk loyalitas yang mereka tunjukkan kepada para penguasa imprealis kafir dengan menjaga kepentingan masing-masing membuat para penguasa seolah lupa dengan keadaan saudara kita yang berada di Palestina.
Ini dikarenakan banyaknya negara-negara Muslim yang menganut dengan pemahaman nation state of(negara kebangsaan) sehingga membuat mereka hanya peduli pada negaranya sendiri. Dampaknya pun menjadi terpecah belahnya kaum muslim di seluruh dunia. serta tidak bersatunya kaum muslim, mengakibatkan lumpuh tak berdaya. Akibatnya membuka peluang bagi kaum penjajah mempropaganda kaum Muslim.
Hal ini terjadi akibat sistem aturan yang dipakai menggunakan sistem sekuler, yakni sistem yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Sehingga membuat kaum muslim tidak peduli dengan saudara sesama muslimnya, malahan yang bikin hati miris para kaum muslim justru menggantungkan harapannya pada PBB dan Dewan Keamanan sebagai solusi bagi saudara kita yang berada di Palestina.
Lalu apakah dengan menggantungkan masalah keamanan pada PBB merupakan solusi terbaik? Tentu saja tidak sebab, dengan mengantungkan harapan pada PBB dan Dewan Keamanan sama sekali tidak memberikan dampak apa pun. solusi-solusi yang ditawarkan oleh dunia internasional, tidak bisa menyelesaikan masalah, malah membawa malapetaka bagi saudara kita yang berada Palestina, bahkan semakin menampakkan keberpihakan mereka kepada Israel.
Lantas apa dan bagaimana solusi terbaik bagi saudara kita yang ada di Palestina ? seharusnya kita sebagai kaum Muslim bisa mencontoh era kepemimpinan Islam terdahulu yaitu seperti yang di contohkan oleh pasukan salib dimasa Salahuddin An-Ayubi dengan cara tidak ada kompromi, tidak ada jalan perundingan bagi kaum penjajah.
Karena yang pertama dilakukan umat Islam adalah dengan mengambil kembali hak kaum muslimin, hak yang memang sudah diberikan oleh pemimpin terdahulu kepada umat Islam. Hal ini tidak bisa terjadi bila saat ini kaum muslimin masih bersandar pada sistem politik yang bukan Berasal dari Islam.
Sebab hal ini justru makin melemahkan kaum muslimin baik dari kekuatan kemiliterannya maupun kekuatan sumber daya alamnya, bila aturan yang dipakai kaum muslim saat ini aturan yang bersumber bukan dari sistem Islam itu sendiri. Seharusnya kita bisa mengadopsi dari sistem politik Islam yang bisa memberikan kekuasaan kepada kepemimpinan dalam sistem politik Islam yang bila hanya berada dalam kenegaraan Islam yang menerapkan hukum syariat Islam.
Sehingga mampu mengambil kepemimpinan secara utuh tanpa terbelenggu dari tawaran-tawaran dari negara-negara barat. Dalam kepemimpinan Islam tidak hanya mampu melindungi hak-hak umat Islam saja akan tetapi juga mampu menjaga dan melindungi setiap jiwa dan darah seluruh umat manusia baik yang non muslim sekalipun.
Sebab dalam kepemimpinan Islam bertujuan untuk mengembalikan kembali kehidupan Islam yang Rahmatan lil ala’miin yaitu rahmad bagi seluruh alam, sehingga segala bentuk penjajahan dimuka bumi ini akan dihapuskan dan tentunya kedamaian dan keamananlah yang bisa kita rasakan.
Oleh karenanya solusi nyata atas konflik penjajahan yang terjadi di Palestina hanyalah dengan jihad dan perang bukan bersandar pada dewan keamanan Apalagi PBB yang notabene lembaga buatan para kafir penjajah. Wallahu’Alam bishawab.