POINSEMBILAN.COM – Tak seorang pun di dunia ini yang tidak diberi cobaan dalam hidupnya oleh Allah SWT. Tidak terkecuali bagi Nabi Ayyub alaihi salam (AS).
Nabi Ayyub diutus oleh Allah SWT di daerah Hauran, Yordania-Syria (1420-1540 SM).
Namun, di tengah mengemban risalah Nabi Ayyub didera musibah berupa penyakit selama 18 tahun. Tak hanya itu, seluruh kekayaan Ayyub juga hilang dan anak-anaknya meninggal dunia, serta dijauhi semua orang kecuali istrinya.
Meski demikian, Nabiyullah Ayyub menghadapinya dengan penuh kesabaran dan ketakwaan.
Kisah Nabi Ayyub ini diabadikan dalam Alquran surat Shad.
وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ
اُرْكُضْ بِرِجْلِكَۚ هٰذَا مُغْتَسَلٌۢ بَارِدٌ وَّشَرَابٌ
Artinya: “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”(Allah berfirman), “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. Shad: 42-43).
Mufasir Ibnu Katsir dalam kitabnya tafsir Ibnu Katsir menerangkan, Allah Swt menceritakan perihal hamba dan Rasul-Nya Ayyub as dan cobaan yang ditimpakan oleh Allah terhadap dirinya berupa penyakit yang mengenai seluruh tubuhnya dan musibah yang menimpa harta dan anak-anaknya, sehingga tiada suatu pori-pori pun dari tubuhnya yang selamat dari penyakit tersebut kecuali hanya kalbunya.
Dan tiada sesuatu pun yang tersisa dari harta bendanya untuk dapat dijadikan sebagai penolong dalam masa sakitnya dan musibah yang menimpa dirinya, selain hanya istrinya yang masih tetap mencintainya berkat keimanannya kepada Allah dan rasul-Nya.