Siapa Sebenarnya Tuan di Colang, Penyebar Islam di Totoli dan Pamboborang

  • Bagikan
Sejarah Tuan di Colang
Thamrin bersama Biyamandar Toto saat mengunjungi Makam Tuan di Colang beberpa waktu lalu. (Foto: YT Thamrin)

MAJENE, Tuan di Colang bagi sebagian besar masyarakat Majene mungkin belum terlalu dikenal, apalagi remaja zaman sekarang. Namun masyarakat yang bermukim di kelurahan Baru dan Totoli Kabupaten Majene, nama itu dikenal sebagai penyebar islam.

Salah seorang pemerhati sejarah Mandar, Thamrin yang dihubungi, Minggu (17/4/2022) mengatakan, Tuan di Colang berasal dari Jawa.

“Kalau Tuan di Colang, memang referensinya kurang, informasi almarhum mantan kepala museum Majene (Ahmad Hasan), Tuan di Colang itu sebenarnya adalah pendatang dari Jawa, masih ada kekerabatan dengan kerajaan Demak,” ungkapnya.

Penggiat Literasi budaya itu juga menjelaskan, Tuan di Colang bersamaan dengan jaman Raden Patah (1478-1518 M) yang memimpin Kerajaan Demak saat itu. “Bisa jadi ada juga hubungannya dengan kerajaan Colang yang ada di Thailand. Kalau tidak salah,” jelasnya.

Selain itu, Tuan di Colang juga disebut satu zaman dengan Syekh Abd. Mannan dari Salabose.

Cuma, kalau yang di Majene, lanjut Thamrin, dia mengaku tidak memiliki informasi yang banyak karena memang kurang referensinya. “Sebelum meninggal, Almarhum kepala museum pernah ajak saya ziarah ke makam Tuan di Colang, dia cerita, Tuan di Colang penyebaran islamnya dari Totoli sampai masuk di Pamboborang. “Dia punya murid to Salama di Pamboborang, tapi kalau kita bicara sama teman di Pamboborang, ya mengelak. Tidak masalah karena itu persoalan informasi yang kita dapatkan,” ujarnya.

  • Bagikan