Perbedaan Kontraksi Palsu dan Asli Bagi Ibu Hamil

Young family in consultation with a doctor about pregnancy. [url=http://www.istockphoto.com/search/lightbox/9786662][img]http://dl.dropbox.com/u/40117171/medicine.jpg[/img][/url] [url=http://www.istockphoto.com/search/lightbox/9786778][img]http://dl.dropbox.com/u/40117171/family.jpg[/img][/url]
Ilustrasi (Foto: Freshnohighriskob)

POINSEMBILAN.COM, JAKARTA – Kontraksi memang menjadi salah satu tanda bagi Ibu hamil untuk segera melahirkan. Tapi, ternyata tidak semua kontraksi merupakan tanda persalinan. Bisa saja yang dialami hanya kontraksi palsu.

Dikutip dari Kompas.com, Ibu hamil perlu mengetahui bahwa ada kontraksi palsu (braxton-hicks) dan kontraksi asli (true labor), yang keduanya memiliki ciri-ciri berbeda.

Dalam webinar RSPI: Persiapan Persalinan di Masa New Normal, Kamis (18/6/2020), Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr Eric Kasmara, Sp. OG pun menjelaskan perbedaan keduanya.

“Kontraksi itu seperti ketika mengangkat barbel maka otot bisep ketika dipegang mengeras, hanya saja ini terasanya di perut. Kontraksi buat perut jadi membulat dan keras,” ujarnya.

Baca juga  Lima Hari Dioperasikan, SIM RS di RSUD Majene Berjalan Sukses

Kontraksi palsu mulai timbul pada saat usia kehamilan di atas 20 minggu dan menjelang persalinan. Kontraksinya pun terjadi secara tidak teratur. Sementara kontraksi asli biasanya mulai timbul pada saat usia kehamilan 37-40 minggu.

“Ibu hamil suka bilang perut suka terasa kenceng jangan-jangan mau lahiran, tapi nyatanya itu kontraksi palsu,” kata dia.

Frekuensi dan Intensitas Kontraksi palsu muncul secara tidak teratur, terjadi sekitar 1-2 kali sehari atau lebih dalam sehari. Kontraksi yang terjadi pun tidak bertambah sering dan hilang saat Ibu hamil beristirahat.

Baca juga  Klaim Jampersal di Majene Lampaui Anggaran, Dinkes Minta Rekomendasi Dihentikan

“Biasanya (kontraksi palsu muncul) kalau Ibu sedang kecapekan atau dehidrasi,” ujar dr Eric.

Sementara kontraksi asli muncul teratur dengan interval dan sering terjadi. Misal, awalnya muncul setiap 10 menit sekali, kemudian semakin lama semakin intens dan intervalnya semakin pendek.

“Kontraksinya tidak hilang meski Ibu berisitirahat, itu tetap terasa,” tambahnya.

Kontraksi palsu umumnya terjadi singkat yakni 20 detik. Meski, bisa juga terjadi sampai 2 menit atau lebih.

Sedangkan kontraksi asli umumnya memiliki durasi 30-60 detik. Bisa menjadi 75 detik atu lebih jika sudah semakin mendekati waktu persalinan.

Baca juga  drg. Hj. Hasna Syam, MARS Bersama BPOM Makassar Dorong Masyarakat Komsumsi Obat Dan Makanan Aman

Rasa Nyeri Pada kontraksi palsu, perut terasa mulas tanpa rasa nyeri, dimulai dengan bagian puncak rahim kemudian turun ke bagian bawah.

Sementara kontraksi asli, perut terasa mulas dengan rasa nyeri di bagian pinggang sampai ke perut bagian bawah. Rasa nyeri juga bisa disertai keluarnya lendir kental bercampur darah dari vagina (bloody-show).

dr Eric mengatakan, Ibu hamil perlu untuk segera ke rumah sakit ketika kontraksi asli terasa dengan interval 5 menit dan berdurasi 1 menit. Serta berada dalam pola yang sama selama 1 jam. “Jadi ingat 5.1.1,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *