Makassar – Pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Periode 2026-2030 akan memasuki periode penyaringan di Senat Akademik. Sebanyak 93 anggota Senat Akademik Unhas akan menentukan pilihan pada awal bulan November 2025. Nama-nama Bakal Calon Rektor akan diserahkan oleh Majelis Wali Amanat kepada Senat Akademik pada 01 Oktober 2025.
Saat ini terdapat enam bakal calon Rektor Unhas yaitu Prof Jamaluddin Jompa (petahana), Prof Budu, dr. Marhaen Hardjo PhD, Prof Sukardi Weda, Prof Muhammad Iqbal Djawad, dan Dr Zulfajri Basri Hasanuddin.
Sebagai calon pimpinan di lembaga pendidikan tinggi, para figur yang saat ini berstatus bakal calon Rektor tentu saja harus memiliki kemampuan manajerial. Namun yang tidak kalah penting adalah status dan reputasi akademik individual.
Dalam melaksanakan tugas pimpinan perguruan tinggi, maka tanggung jawab yang penting adalah mencapai tujuan-tujuan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Pemimpin akademik seharusnya menjadi contoh dalam pencapaian akademik yang terukur, yang diakui secara umum dalam dunia akademik.
Penelusuran pada platform yang direkognisi luas, yaitu Scopus Database, Scival, SINTA, dan Google Scholar, rektor petahana Prof Jamaluddin Jompa tampak memiliki keunggulan.
Dilihat dari indikator jumlah publikasi internasional bereputasi (sebagaimana tercatat pada Scopus), Prof Jamaluddin Jompa memiliki 176 publikasi. Di urutan kedua, Prof. Budu dengan capaian 59 publikasi internasional.
Selanjutnya berturut-turut adalah Prof Sukardi Weda (34 publikasi), Marhaen Hardjo PhD (22 publikasi), Dr Zulfajri Basri Hasanuddin (14 publikasi), dan Prof. Muhammad Iqbal Djawad (13 publikasi), sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut:
Jika dikaitkan dengan H-indeks Scopus masing-masing bakal calon Rektor Unhas, maka angka ini relevan dengan posisi Prof Jamaluddin Jompa dibandingkan dengan para figur lainnya.
H-indeks merupakan metrik untuk mengukur produktivitas dan dampak seorang ilmuwan berdasarkan jumlah publikasi ilmiahnya, serta seberapa sering publikasi tersebut dikutip oleh peneliti lain.
Dalam H-Indeks, Prof Jamaluddin Jompa telah mencapai angka 35, sementara para bakal calon Rektor Unhas lainnya belum ada yang mencapai angka 10. Prof Budu dan Prof Sukardi Weda masing-masing mencatat H-indeks 9, Marhaen Hardjo PhD mencatat H-indeks 7, sementara Prof. Iqbal Djawad dan Dr. Zulfajri masing-masing memiliki H-indeks 4.
Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:










Selanjutnya jika dilihat dari aspek Jumlah Sitasi masing-masing bakal calon Rektor Unhas, baik versi Scopus maupun versi Google Scholar, capaian Prof Jamaluddin Jompa juga tidak tertandingi.
Untuk catatan angka sitasi di Scopus, Prof Jamaluddin Jompa mencapai angka 6.039, sementara figur lain bahkan tidak ada yang mencapai angka 300, sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut:
Begitu juga capaian sitasi sebagai dicatat oleh Google Scholar. Prof Jamaluddin Jompa mencapai angka 9.651, sementara di peringkat kedua yaitu Prof Sukardi Weda yang berada di angka 1.541. Figur-figur lainnya berada di bawah angka 500, sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut:
Sitasi merupakan kutipan yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap karya ilmiah peneliti lain. Angka sitasi yang dicapai oleh seorang peneliti menunjukkan pengakuan terhadap validitas, kredibilitas, dan kualitas gagasan ilmiah yang ia miliki, sebagaimana yang telah ia sajikan pada karya-karyanya.
Tingginya sitasi memiliki hubungan timbal balik dengan kolaborasi internasional yang dimiliki oleh seorang akademisi dan peneliti. Jika seorang peneliti mempunyai mitra peneliti internasional yang banyak, biasanya akan berdampak pada peningkatan sitasi dari karya ilmiahnya. Dan begitu juga sebaliknya, jika seorang peneliti telah memiliki angka sitasi yang tinggi, maka akan semakin menarik dirinya bagi mitra-mitra peneliti asing untuk berkolaborasi.
Dengan capaian pada metriks akademik di level internasional, maka di tingkat nasional juga dapat dipastikan reputasi akademik Prof Jamaluddin Jompa tidak tertandingi.
Alat pengukur yang saat diterima luas dalam dunia akademik Indonesia adalah Science and Technology Index (SINTA) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dengan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Data SINTA Score keseluruhan menunjukkan bahwa Prof Jamaluddin Jmopa mencatat angka 7.242, lagi-lagi tertinggi di antara para bakal calon Rektor lain.
Data di atas menunjukkan bahwa secara akademik, Prof Jamaluddin Jompa memiliki basis yang kuat untuk melanjutkan kepemimpinan di Universitas Hasanuddin. Ia memahami strategi dan langkah aktual yang dibutuhkan oleh institusi yang diwujudkan dalam rencana strategis, program, dan kegiatan terstruktur untuk mewujudkan kampus sebagai perguruan tinggi berkelas dunia, yang diisi oleh para dosen dan peneliti dengan reputasi tinggi. (*).