Makam La Makkarumpa, Raja Tallo ke-18 di Lipukasi Barru, Butuh Perhatian

POINSEMBILAN.COM-BARRU, Salah satu Cagar Budaya di Kabupaten Barru, makam La Makkarumpa Daeng Parani Arung Lipukasi (Barru) raja/Tu Ma’bicara Butta Tallo ke-18 MatinroE ri Lipukasi Daeng Parani Arung Lipukasi Karaeng Tallo, yang terletak di Desa Lipukasi Kecamatan Tanete Rilau Barru, saat ini sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah.

Berdasarkan pantauan Poinsembilan.com, Jumat (19/6/2020), makam tersebut tidak terurus, tampak makam raja Tallo terakhir tersebut ditumbuhi rumput ilalang, nisannya juga sebagian ditumbuhi lumut. Bukan cuma itu, makam pengikut raja Tallo tersebut yang terletak di sekitar makam La Makkarumpa, hampir tidak terlihat karena ditumbuhi rumput dan nisannya sebagian ada yang miring.

Salah seorang warga setempat, Yuliana yang dimintai tanggapannya, Jumat (19/6/2020) terkait tidak terurusnya makam raja Tallo tersebut mengatakan, agar pemerintah setempat memberi perhatian terhadap cagar budaya tersebut. “Kami berharap cagar budaya ini tetap dilestarikan dan harus mendapat perhatian dari pemerintah. Selaku pemerhati sejarah, kami meminta agar kompleks makam La Makkarumpa dg Parani diperhatikan karena didalamnya terkandung nilai sejarah dan budaya. Apabila kita biarkan, nilai itu akan hilang ditelan waktu, Ungkap Juliana.

Baca juga  Selalu Berulah, KKB Bikin Papua Bakal Tak Ada Generasi Penerus

Dikutip dari Attoriolong.com, La Makkarumpa merupakan raja yang ditunjuk oleh penguasa Kerajaan Tanete untuk memerintah di Lipukasi yang merupakan kerajaan bawahan Tanete. Selain memerintah di Lipukasi, ia juga menjadi raja Tallo di Makassar. La Makkarumpa memerintah sekitar akhir abad ke-19.

Pada masa pemerintahannya di Lipukasi, terjadi perang saudara dalam Kerajaan Tanete dengan kerajaan Bawahannya Lipukasi yang dinamakan dengan Rumpa’na Lipukasi (Perang Lipukasi).

Peperangan terjadi antara We Tenriolle yang memerintah di kerajaan Tanete pada masa itu dengan La Makkarumpa Daeng Parani. perang ini meletus gara-gara umbaran kata cinta La Makkarumpa kepada We Tenriolle, namun di mata kerabat We Tenriolle, umbaran kata cinta itu dianggap sebagai penghinaan.

Baca juga  Bupati Barru Hadiri Rakornas Penanggulangan Bencana

Dalam perang ini, pihak yang bertikai saling berhadap-hadapan masing-masing dari sisi Sungai Bottoe. Dalam musu Lipukasi tersebut pasukan Tanete terbagi menjadi dua kelompok. Pasukan Tanete Rilau dipimpin oleh La Pasarai yang juga merupakan kerabat raja, sedangkan pasukan Lompo Riaja dikomandoi oleh La Manda Arung Kading.

Perang akhirnya dimenangkan oleh We Tenriolle. Selang beberapa lama setelah Perang Lipukasi, La Makkarumpa Daeng Parani kemudian wafat dan dimakamkan di Lipukasi.

Kompleks makam ini terletak di JL. Lapatau, Desa Lipukasi, Kecamatan Tanete Rilau, Barru. Makam La Makkarumpa dibuat dengan cara memasang empat buah papan batu yang lebar sehingga membentuk sebuah kotak batu persegi.

Baca juga  Secara Virtual, LPS dan Yayasan Filantra di Jakarta Bantu Korban Gempa di Majene

Pada dinding sebelah utara dan selatannya dibuat meruncing ditopang oleh empat lapisan yang membentuk kaki makam. Pada bagian tengahnya ditancapkan dua buah nisan.

Adapun perincian ukuran makam yaitu: panjang 1,50 m, lebar 0,50 m, tinggi 0,38 m, serta tbal batunya 7 cm. Ukuran nisan: tinggi 0,62 m, lebar 0,24 m, lebarnya 7 cm, jarak antara kedua nisan 0,81 m. Ukuran kedua nisan sama.

Pola hiasan yang terdapat pada makam La Makkarumpa terdiri atas pola hias swastika dan terdapat pula tulisan kaligrafi. Baik nisan maupun badan makam terbuat dari batu padas. (Andi Akbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *