Ketua DPRD Majene Setiap Hari Sambangi Korban Gempa di Pengungsian

POINSEMBILAN.COM-MAJENE, Sikap peduli ketua DPRD Majene Salmawati Djamado dalam meringankan beban masyarakat yang terdampak gempa Sulbar. Selama dua pekan terakhir pasca gempa 6,2 Magnitudo yang mengguncang Majene dan Mamuju, dirinya tak pernah absen ke lapangan untuk menyalurkan bantuan dan kunjungan, baik secara pribadi maupun sebagai ketua DPRD Majene.

Dihubungi via telepon, Kamis (28/1/2021), Ketua DPRD Majene mengungkapkan, Alhamdulillah, sejak sehati pasca gempa, selaku pribadi, langsung turun ke lapangan, melihat dan memantau secara langsung, bagaimana kondisi pasca gempa. “Saya juga ke wilayah Mekkatta Selatan, yang salah satu korban, kepala desa Kasman Kabir, kebetulan dia juga kader PPP, mantan anggota DPRD Majene, jadi saya kesana bersama TNI, ketemu juga disana pak bupati, melihat kondisi memang sangat parah. Bahkan istri dan anaknya menjadi korban gempa,” ujarnya.

Begitu pula hari hari berikutnya. “Baru hari ini tidak turun. Kalau saya tidak ke Malunda, Ulumanda, saya sasar pengungsi yang bermukim di wilayah Kota. Saya boleh dikata, merangkap pribadi sekaligus ketua DPRD, karena bantuan yang saya bawa, secara pribadi, tapi kapasitas saya turun memantau bagaimana kondisi masyarakat di sana, ketersediaan makanan, kesehatan anak-anak, yang memang tingkat parahnya,” ungkapnya.

Baca juga  Mahasiswa Tewas Diduga Kesetrum Listrik di Ramadhan Fest 2022 Soppeng

Itu hari, lanjut Ketua DPC PPP Majene itu, dirinya komunikasi dengan wakil Ketua DPRD Majene Adi Ahsan. “Ditelepon sekitar jam 4 subuh, bagaimana bu ketua, kita turun langsung memantau. Walaupun nyawa taruhannya, ada rasa was-was, tapi ini tanggung jawab sebagai wakil rakyat, jangan cuma senangnya saja, tapi suka dan duka harus kita jalani,” tegasnya.

Salmawati mengaku, dirinya ketemu pak Bupati, Anggota DPRD Salldi, Arnia di Kota Tinggi di posko pengungsian. “Alhamdulillah, sejak hari pertama sampai hari berikutnya, layanan semakin membaik. Karena waktu hari pertama, mungkin masih trauma, belum ada, air minum saja tidak ada. Itu hari saya membawa air minum, langsung habis, dan yang paling memprihatinkan, kelengkapan bayi, karena kondisi hari pertama untuk memberikan bantuan, sangat minim,” ungkapnya.

Baca juga  Cerita Pengungsi di Malunda, Minum Air Hujan, Pakaian Basah dan Kering di Badan

Alhamdulillah, lanjutnya, hari kedua, semakin ada peningkatan pelayanan, hari ketiga, kami turun bersama gabungan pengurus PPP, mulai DPW, DPC hingga DPRW dan anggota DPRD dari PPP. “Kalau saya melihat, di Desa Kabiraan, yang merupakan pusat gempa, termasuk rumah Ketua Komisi 3, Muhammad Safaat, yang hampir rata dengan tanah, rumah keluarganya. Saya kesana melihat, sangat parah, selanjutnya ada TK PHRI , itu sudah hancur hingga 95 persen. Adapun rumah yang masih berdiri, tapi dindingnya itu sudah retak semua dan ada pergeseran. Lantainya terangkat, ” tutirnya.

Salmawati berharap, selaku Wakil rakyat dan berlatarbelakang guru TK, sangat miris melihat kondisi sekolah itu dan berharap pemerintah cepat ada pemulihan, pembangunan sekolah yang sangat rusak. dan ini rumah yang tingkat kerusakannya berat, harus dibantu dibangunkan, karena sudah tidak mungkin akan kembali ke rumah yang rusaknya parah. Kalau dia kembali, ada rasa ketakutan.

Baca juga  Kakek yang Tuli, Usia 100 Tahun Lebih di Tapalang, Tak Miliki Rumah Layak, Itu pun Rubuh

“Alhamdulillah, khusus Ulumanda, mungkin terbiasa dengan medan, masuk kategori masyarakat kuat. Ada beberapa warga yang mengatakan, tidak akan tinggalkan kampungnya, apapun yang terjadi. Bayangkan, dia rela bertenda di depan rumahnya, padahal kalau dipikir gempa masih mengancam, tapi dia tetap bertahan di depan rumahnya,” tambahnya.

Jadi rumah yang masih berdiri, tapi sudah retak, ada yang retak lantainya, dia membangun tenda di depan rumahnya. “Jadi saya melihat, terkhusus masyarakat Ulumanda, masyarakat yang tangguh, sangat apresiasi masyarakat di sana, dia pantang menyerah, ” pungkasnya. (Satriawan)