MAJENE, Sejumlah Siswa dari dua Sekolah Dasar yang ada di Majene, yakni SDN 6 Kampung Baru dan SDN 17 Camba melakukan kunjungan budaya ke Museum Mandar Majene, Minggu (12/2/2023).
Salah seorang guru SDN 6 Kampung Baru, Fadilah Umroh, S.Pd saat ditemui mengatakan, ada 24 siswa SDN 6 yang ikut kunjungan ini. Sedangkan siswa SDN 17 Camba, ada 17 siswa yang ikut serta berkunjung ke museum Mandar.
Hal senada diungkapkan Syarifah, guru SDN 17 Camba saat diwawancarai di sela kesibukannya, mengatakan, kedatangan mereka ke museum sebagai salah satu pembelajaran anak murid. “Kita memperlihatkan sejarah kerajaan Mandar yang ada di museum ini, sambil pembelajaran anak didik di sekolah,” katanya.
Sementara itu, salah seorang pemandu museum Mandar mengatakan kepada sejumlah siswa, apa yang terpampang di ruangan itu, merupakan gambar atau foto raja raja Mandar.
Pemandu menceriterakan sejarah asal usul museum Mandar. “Gedung ini adalah milik Belanda. Dibangun pada tahun 1908, gedung ini dinamai boyang tomonge artinya rumah sakit pada zaman itu,” ungkapnya.
Boyang tomonge ini, lanjut Pemandu, diperuntukan untuk bangsa Belanda yang sakit, tidak boleh masuk orang pribumi bangsa Indonesia pada saat itu.
Pada tahun 1917, boyang tomonge tersebut diganti nama menjadi rumah sakit umum, baru bisa masuk bangsa Indonesia atau orang mandar khususnya untuk berobat
“Sehingga pada tahun 1920, pada zaman itu mulailah ada dokter spesialis yaitu dokter ahli penyakit dalam dan dokter ahli penyakit kusta serta penyakit jantung. “Sehingga banyak orang-orang datang berobat ke rumah sakit Majene pada waktu itu,” kata pemandu.
(Suardi Atjo Pn Pandi)