POINSEMBILAN.COM, Sulsel, Kegigihan berburu menjadi strategi kunci untuk perolehan daging dalam evolusi manusia. Kegigihan berburu merupakan salah satu bentuk perburuan tertua, yang dipraktikkan jauh sebelum manusia menemukan busur dan anak panah. Perburuan yang gigih dengan karakteristik seperti pelacakan mangsa, kapasitas berkeringat tinggi, dan komunikasi dalam kerja sama. Bentuk pelacakan yang sederhana mungkin berasal dari menemukan hewan yang tidur di liang yang mudah digali oleh pemburu. Bentuk sederhana dari kegigihan berburu pertama kali dikembangkan di medan yang mudah dilacak, seperti Kalahari selatan yang gersang, sedikit bervegetasi, dan berpasir.
Dalam kondisi ini, dimungkinkan untuk mengejar hewan dengan pelacakan sederhana dengan cara mengikuti jejak kaki yang cetakannya jelas dan mudah diikuti. Tidak hanya itu, juga diperlukan kemampuan untuk mengenali tanda-tanda dalam kondisi jejak kaki tidak jelas atau sulit diikuti.
Persistence hunting adalah bentuk perburuan mengejar hewan buru di lingkungan panas menggunakan campuran berlari dan berjalan untuk membuat mangsa kelelahan. Perburuan yang gigih terjadi selama hari yang sangat panas dan melakukan pengejaran hewan sampai kepanasan dan akhirnya hewan mengalami hipertermia.
Faktor terpenting dalam keberhasilan perburuan yang gigih adalah fakta bahwa manusia mendinginkan tubuh mereka dengan berkeringat saat berlari. Jika seekor antelop dipaksa untuk berlari di tengah hari yang panas, ia akan menjadi terlalu panas dan akhirnya jatuh atau berhenti berlari karena hipertermia, kemudian pemburu membunuhnya dengan tombak atau senjata lainnya.
Bukti menunjukan Homo erectus muncul di Afrika sekitar 1,8 juta tahun yang lalu dan dicirikan oleh ukuran proporsi tubuh hampir menyerupai manusia modern. Homo erectus merupakan pemburu persistensi pertama yang efektif. Beberapa sifat morfologis Homo erectus yang meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya tendon Achilles yang panjang, lengkungan kaki, tungkai bawah yang panjang.
Ini bermanfaat dalam hal penghematan energi baik dalam berjalan maupun berlari. Mencerminkan pergerakan yang lama, misalnya sendi dan tulang yang kuat pada tungkai bawah, sehingga Homo erectus dapat menempuh jarak jauh apa pun di lingkungan terbuka dalam kondisi panas. Selain itu, Homo erectus memiliki mekanisme pembuangan panas yang efektif untuk mencegah hipertermia di lingkungan yang panas.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hora, dkk (2020) menunjukan bahwa H. erectus kehilangan rata-rata 5,7 kg air per perburuan yaitu 1,2 kg lebih banyak daripada pemburu Kalahari modern. Tingkat keringat pada H. erectus antara 1,0 dan 1,9 kg h−1 dan pada pemburu Kalahari modern antara 0,8 dan 1,4 kg h−1. Hal ini berarti dehidrasi tidak akan membatasi kegigihan berburu di H. erectus. Durasi waktu H. erectus pada saat berburu yaitu 5 jam 32 menit sampai 5 jam 40 menit tanpa minum air sebelum mencapai batas dehidrasi. Kegigihan berburu ini lebih lama dari pemburu modern yang memakan waktu 5 jam, di mana H. erectus akan kehilangan sekitar 9,0% massa tubuh. Jadi dapat disimpulkan H.erectus dapat dengan gigih berburu mangsa besar tanpa perlu membawa air.
Sumber : Penulis Nasrianus Sera