Dewan Pers : Kebebasan Berbicara Menyampaikan Pandangan Dijamin Konstitusi

Muhamad Nuh Ketua Dewan Pers

POINSEMBILAN.COM-JAKARTA, Dewan Pers menyikapi  kondisi terkini bangsa dan Negara, untuk itu dewan pers mengeluarkan pernyataan resmi, terutama mengenai maklumat Kapolri tentang pelarangan Kegiatan dan Atribut Front Pembela Islam (FPI),  khususnya point 2 d,  dengan melarang  akses dan penyebaran informasi  terkait FPI,  ini berpotensi  mengekang kebebasan pers.

Dewan Pers menilai bahwa kebebasan untuk berbicara menyampaikan pandangan ditengah masyarakat adalah hak yang dijamin oleh konstitusi.

“ Kemerdekaan menyatakan pendapat dan berekspresi merupakan hak warga negara yang dilindungi Undang Undang Dasar, dan kemerdekaan pers merupakan bagian tidak terpisahkan dari kemerdekaan berpendapat dan berekspresi tersebut,” kata Muhamad Nuh Ketua Dewan Pers melalui rilis yang dikirim ke sejumlah media, pada Sabtu (02/01/2021).

Baca juga  Pemerintah Kabupaten Toraja Utara Teken MOU dengan KPU

Nuh menhajak kepada semua pihak agar, tetap mejaga marwah kemerdekaan pers dan harus tetap dijaga semua pihak, termasuk pemerintah. “Kemerdekaan pers merupakan bagian dari prinsip demokrasi dan harus diperjuangkan bersama,” lanjutnya.

Selain itu,  ia menyampaikan bahwa tak terkecuali, semua pihak  perlu mejnaga suasana yang  ramah terhadap  akses dan penyebaran informasi untuk kepentingan masyarakat, agar dunia  pers dapat bekerja tanpa tekanan dan ancaman.

“Dewan Pers mengajak semua pihak untuk menciptakan kondusivitas dan tekad bersama, agar kemerdekaan pers semakin berkualitas dan dapat memberikan kemanfaatan bagi seluruh masyarakat Indonesia,”  tambahnya.

Baca juga  Kapolres Tana Toraja Ternyata Hasil Swabnya Negatif

Mantan Menteri Pendidikan Nasional ini  mengungkapkan  bahwa  mengawali  tahun baru ini, untuk tetap mejaga  dan memahami  kehidupan pers yang dijamin oleh Negara. “ Dalam momentum awal tahun 2021 ini, Dewan Pers mengajak semua pihak untuk bersamasama menjaga dan melaksanakan spirit dan perintah yang termaktub dalam Undang-undang pers nomor 40 tahun 1999. Dalam negara demokrasi, pers bebas untuk memberitakan masalah-masalah yang menyangkut kepentingan publik dengan senantiasa menaati Kode Etik Jurnalistik,” tegas Nuh.

Untuk itu, negara  jangan menjadi bagian dari mengekang kemerdekaan pers, yang dapat merugikan kepentingan masyarakat luas.  “Secara prinsipil dan moral, negara berkewajiban untuk menghindari atau meminimalisir hambatan dan batasan atas kemerdekaan pers dalam menyampaikan informasi kepada publik. Setiap masalah yang timbul terkait dengan praktik jurnalistik harus diselesaikan berdasarkan mekanisme yang diatur dalam Undang-undang pers nomor 40 tahun 1999,” tutupnya.

Baca juga  Tingkatkan PAD PBB P2, Bupati Pinrang Optimis Capai Target di Tahun 2022

Selain itu Dewan Pers berpesan agar semua pihak termasuk masyarakat pers, untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah dihadapi, dengan tetap memberikan informasi kepada masyarakat akan optimisme Negara ini keluar dari berbagai tantangan pandemi corona yang mengglobal.  “Dewan Pers mendorong semua pihak untuk tetap optimis, semangat dan konsisten (istiqomah), bekerja bersama dalam upaya menekan penyebaran dan penanganan pandemi Covid19 dan dampak-dampaknya,” pungkasnya. (MDG)