POINSEMBILAN.COM, Masturbasi yang dikenal onani bagi para pria merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh sejumlah orang, terutama yang belum atau tidak memiliki istri.
Aktivitas onani mengeluarkan air mani atau sperma tanpa adanya aktivitas seksual dengan lawan jenis. Mereka mengeluarkan sperma dengan menyentuh kelamin atau area sesitif lainnya untuk mendapatkan kepuasan diri sendiri.
Lantas, apakah onani aktivitas seks yang sehat? Pakar seksologi Indonesia, dr Boyke Dian Nugraha membeberkan masalah onani dalam video kanal YouTube Sahara TV.
Menurut Boyke, onani adalah perilaku sehat yang biasanya dilakukan oleh para lelaki yang belum menikah. Namun, onani tidak boleh dilakukan dengan berlebihan.
“Onani sehat bagi yang belum kawin asal nggak berlebih-lebihan kayak minum obat. Misalnya sehari tiga kali. Karena kan sperma diproduksi tiga hari, (jadi) kantong sperma (perlu) dikeluarkan,” katanya, dikutip dari Suara.com, Rabu (1/3/2023).
Lantas, apa dampaknya saat seseorang melakukan onani berlebihan? Menurut dia, hal ini bisa memengaruhi daya tahan tubuh yang menurun, sehingga orang tersebut akan mudah terkena penyakit, seperti Covid-19.
“Kalau kebanyakan nonton blue film yang begitu-begituan akhirnya kepengen terus begitu, kamu bisa sakit, daya tahan tubuhnya menurun dan gampang kena covid jadinya,” pungkas dr Boyke.
Sementara bagi yang sudah menikah, kata dr Boyke, tidak disarankan melakukan onani, dikarenakan jika terlalu sering, dikhawatirkan laki-laki tersebut tidak lagi bergairah dengan istrinya, dan justru malah ketergantungan dengan tangan.
Lebih lanjut, ia mengatakan jika laki-laki dewasa memang dianjurkan untuk mengeluarkan sperma, baik lewat hubungan seks atau onani untuk kesehatan. Mengingat, saat sperma keluar, ada kelenjar-kelenjar prostat yang menghidupi sperma.
“Kalau tidak dikeluarkan dia akhirnya bengkak dan terjadilah apa yang disebut, yang sering dijadikan penyebab terhadap pembengkakan prostat, terutama pada pria usia 50 tahun ke atas,” tambahnya.
Kondisi ini, lanjut dia dinamakan dehidroanrosteron yang bisa membuat prostat bengkak. Jadi, kata dia, selain karena usia, penyakit prostat bengkak biasanya disebabkan karena kurangnya melakukan hubungan seksual atau penyakit menular seksual. (suara.com)