

POINSEMBILAN.COM-MAJENE, Technical Meeting Lomba Pidato Bahasa Mandar bertema “Bahasaku Identitasku” berlangsung di Museum Mandar Majene, Kamis, 8 Juli 2021.
Dihadiri Kadis Budpar Majene, Kabid. Kebudayaan Disbudpar beserta Staf, Para Dewan Juri, Para Peserta yang berasal dari 8 kecamatan dan juga dihadiri langsung oleh Ketua TP. PKK kecamatan se Kab. Majene.
Kabid. Pengembangan Kebudayaan Disbudpar M. Yasin menyampaikan, Kegiatan yang digelar kali ini adalah untuk menumbuh kembangkan kembali OPK (Obyek Pemajuan Kebudayaan), hal tersebut terungkap pada saat Disbudpar Majene melakukan desk di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi RI.
“Yang menarik dari lomba pidato Bahasa Mandar ini adalah akan muncul dialog atau aksen dari masing masing daerah asal atau kecamatan masing masing, karena dari semua kecamatan yang ada di Majene masing masing mempunyai aksen yang khas, hal inilah yang menjadi ciri kesusastraan dalam khasanah budaya daerah Mandar,” ujarnya.
Yasin menjelaskan, semua peserta adalah satu orang pengurus TP. PKK Kecamatan yang diutus oleh masing masing Kecamatan, entah itu pengurus Kecamatan, Kelurahan ataupun Desa, dan dibuktikan dengan SK yang masih berlaku, dengan durasi waktu tampil peserta adalah 5 menit – 7 menit.
Rencananya, kegiatan ini akan diliput langsung oleh Media Online, Cetak dan TV Nasional, karena dari 115 museum se Indonesia melaksanakan hal yang serupa.
Kadis. Budpar Andi Beda Basharoe yang turut serta hadir dalam technical meeting ini menyampaikan bahwa kegiatan Lomba Pidato Bahasa Mandar kali ini akan ada kesepakatan bersama antara Dewan Juri dengan Peserta nantinya, dimana dalam hal penilaian tentu akan ada standar penilaian dari masing masing dewan juri yang harus dipahami oleh semua peserta.
“Tahun kemarin pelaksanaan kegiatan Lomba Pidato Bahasa Mandar mendapat apresiasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi, karena diadakan tidak asal asalan, namun dibuat dalam kemasan yang cukup menarik, dan kegiatan yang sama dilaksanakan di daerah lain itu cukup sederhana gelaran lombanya,” ujarnya.
Andi Beda menambahkan, Materi lomba yang diberikan kepada para peserta sangat dekat dengan kehidupan sehari harinya dengan ibu ibu TP. PKK di semua kecamatan, sehingga bukan hal yang rumit untuk disampaikan dalam materi pidato peserta.
Andi Beda juga berpesan kepada panitia pelaksana agar dalam kegiatan lomba yang dilaksanakan nantinya harus tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19, supaya kita semua dapat terhindar dari paparan Covid-19.
“Dengan menggunakan sentuhan sutra mandar pada saat lomba nantinya, hal tersebut juga mengangkat budaya kita, tentu dengan modifikasi yang sesuai dengan selera masing masing peserta,” tandasnya.
Fyan Ilbas selaku salah seorang Dewan Juri menyampaikan bahwa tugas yang diemban nantinya akan fokus pada teknik berpidato, mulai dari pembukaan sampai pada penutupan, sesuai dengan teknik publik speaking yang baik, selain menilai tentang teknik berpidato, Ia juga akan menilai penampilan dari semua peserta.


Fyan Ilbas juga menyampaikan walau Dia asli Mandar namun dalam menilai tata bahasa Mandar tentu bukan ranahnya, karena sadar akan kekurangannya dalam berbahasa Mandar yang baik dan benar.
Ophi Muis Mandra yang juga menjadi salah seorang dewan juri akan fokus menilai pada tata bahasa atau dialeg peserta, menurutnya yang paling susah berbahasa Mandar yang betul justru orang Mandar itu sendiri. Dari aksen atau logat yang diucapkan oleh semua peserta sudah akan tergambarkan berasal dari mana peserta tersebut, walau MC tidak menyebut asal pesertanya.
“Pada saat peserta tampil diwajibkan untuk membawakan Kalindadaq, ditempatkan didepan, ditengah atau dibelakang semua tergantung para peserta,” tandasnya.
Ahmad Akbar yang juga selaku dewan juri menyampaikan bahwa dia akan lebih fokus pada materi atau isi pidato dari semua peserta, tentu yang situasional sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh panitia.
Diakhir acara semua peserta mencabut nomor undian tampil dan undian tema, dengan hasil :
- Kecamatan Sendana, dengan tema “Stunting”
- Kecamatan Malunda, dengan tema “Kelestarian Lingkungan”
- Kecamatan Tubo Sendana, dengan tema “Peran PKK dalam pelestarian budaya Mandar”
- Kecamatan Banggae Timur, dengan tema “Kelestarian Situs Kota Tua”
- Kecamatan Tammerodo, dengan tema “Kelestarian Bahasa Mandar”
- Kecamatan Ulumanda, dengan tema “Kepariwisataan”
- Kecamatan Banggae, dengan tema “Covid-19”
- Kecamatan Pamboang, dengan tema “Hari Jadi Majene”. (ih)