Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa Allah menghidupkan kembali anak-anak Nabi Ayyub yang telah mati dan menambahkan kepadanya anak-anak yang sejumlah dengan itu.
Firman Allah Swt.:
{رَحْمَةً مِنَّا}
sebagai rahmat dari Kami. (Shad: 43)
berkat kesabarannya, keteguhan hatinya, ketaatannya, rendah dirinya, dan ketenangannya.
{وَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ}
dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. (Shad:43)
agar mereka mengetahui bahwa buah dari kesabaran itu ialah keselamatan, jalan keluar, dan kesejahteraan.
Firman Allah Swt.:
{وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلا تَحْنَثْ}
Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. (Shad: 44)
Demikian itu karena Ayyub a.s. marah kepada istrinya, merasa tidak enak disebabkan suatu perbuatan yang telah dilakukan istrinya. Menurut suatu pendapat, istri Nabi Ayyub telah menjual rambut kepangannya, lalu menukarnya dengan roti untuk makan Nabi Ayyub. Maka Nabi Ayyub mencela perbuatan istrinya itu, bahkan sampai bersumpah bahwa jika Allah memberinya kesembuhan, ia benar-benar akan memukul istrinya dengan seratus kali dera pukulan.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, penyebabnya ialah selain itu.
Setelah Allah Swt. menyembuhkannya dan menjadikannya sehat seperti sediakala, maka tidaklah pantas jika istrinya yang telah berjasa memberikan pelayanan dan kasih sayang serta kebaikan kepadanya dibalas dengan pukulan.