

POINSEMBILAN.COM-MAJENE, Penanganan pasca gempa di Majene telah memasuki tahap proses pencairan dana bantuan rehab rumah terdampak gempa. Data yang lengkap dapat mencairkan dana bantuannya, sedangkan data yang belum, dananya masih terblokir.
Hal itu diungkapkan Sirajuddin, Kabid Kedaruratan Bencana BPBD Majene saat dihubungi via telepon, Selasa (5/10/2021). Menurut Joko, sapaan akrab Sirajuddin, sesuai data yang masuk, tahap 1 sudah ada penyerahan secara simbolis dananya melalui rekeningnya dari BRI. Bagi yang telah lengkap seperti memiliki surat tanah dan ada rencana penggunaan dana, pencairan baru bisa dilanjutkan. “Tahap 1 sudah jalan, tahap 2 masih proses pendataan, datanya masih ada di BNPB pusat,” ujar
Sekadar diketahui, pada tahap 1, terdapat 3463 rumah yang terdata akan mendapatkan bantuan rehab rumah, sedangkan untuk tahap 2, terdapat sekitar 3400 lebih rumah yang juga akan memperoleh bantuan. “Tahap 2 datanya belum piks, masih berproses. Sedangkan tahap 1, mana yang selesai berkasnya, itu yang bisa dicairkan,” tambahnya.
Ketika disinggung apa yang menyebabkan lambatnya bantuan gempa kepada masyarakat yang terdampak, Joko menampik, bahkan juru bicara penangan covid-19 Majene itu mengatakan justru Majene kabupaten tercepat proses bantuan gempa. “Terlambat!, kalau daerah di indonesia, Majene termasuk cepat, karena hitungan bulan, di daerah lain ada satu sampai dua tahun,” ujarnya.
Joko menyebut, hal ini karena daerah lain gunakan dana hibah, harus dianggarkan dulu di DPRD. “Kalau ini (Majene) dana siap pakai, makanya agak cepat. Sekarang, yang bersamaan peristiwa gempa dengan majene, kita paling cepat, jadi kalau terlambat diperbandingkan dengan siapa ini?, ” tanyanya.


Joko menambahkan, terkait relokasi gempa, itu yang rumahnya berada pada zona merah, pemerintah siapkan tanah untuk relokasi. “Lahannya belum tuntas sampai saat, ini belum ada pematangan lahan,” jelasnya.
Kembali pada bantuan gempa tahap 1, mantan tentor Bimbel itu mengungkapkan, Itu diperuntukkan bagi warga yang terdampak gempa yang tidak berada pada zona merah. “Sudah ada yang jadi rumahnya, mereka pakai modal sendiri. Kalau yang sudah jadi akan diganti. Ada juga yang gunakan jasa penyedia, sudah jadi. Rusak berat 50 juta, rusak sedang 25 juta dan rusak ringan 10 juta,” tutupnya. (wan)