

POINSEMBILAN.COM-GOWA, Terlihat mempesona Sarung Sutra yang dipakai oleh Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan bersama 19 jajarannya pada perayaan HUT Gowa ke-701, Rabu 17 November 2021.
Menarik perhatian, kami langsung mengunjungi tempat pembuatan Sarung Sutra tersebut di Desa Taeng, Kabupaten Gowa.
Ditemui di kediamannya, Sartika Dg.Bollo pembuat sarung sutra tersebut menerangkan bahwa Cura’ La’ba khas Taeng dengan motif kotak-kotak besar sesuai filosofi orang Gowa “Appa’ Sulapa’.


Sartika merintis pembuatan sarung sutra ini sejak 1997 dan mulai dikenal tahun 2000 di pulau Jawa hingga Benua Australia.


Sartika pernah mengajar turis Australia menenun kain sutera di kediamannya.
Sartika menambahkan, setahun terakhir ini Cura’ La’ba Taeng mulai eksis di Gowa berkat andil salah seorang anggota DPRD Propinsi Sulsel, Risma Kadir Nyampa. “Sarung Cura’ La’ba ini sekali produksi memakai bahan benang sutera 3 kg yang akan menghasilkan 28 meter kain sutera, yang akan menjadi 7 lembar sarung Sutera. Diproses selama 1 bulan hingga harga produksi adalah Rp 1,2 juta,” ujarnya.
Sartika menjelaskan, Ada 7 langkah proses pembuatannya. “Mulai dari benang sutera dimasak kemudian diwarnai lalu diklose, kemudian dihani dan ditenun dengan memakai Alat Tenun yang dinamakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin),” ujarnya.
Alat ini semi Tradisonal, pengerjaannya lebih cepat dibanding alat Tradisional yang masih dipakai penenun kain sutera di Bontonompo dan Parang Banowa, Gowa yang hanya bisa menghasilkan 1 sarung dalam waktu 1 bulan.
Untuk melanjutkan ilmu menenun sarung Sutera, pemerintah Desa Taeng di minggu Depan akan mengadakan pelatihan untuk 10 warga Desa agar Sarung Sutra Cura’ La’ba tetap eksis. (MI Khaeruddin)