PAREPARE – Suasana Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) 2025 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berubah menjadi gaduh. Pernyataan Wakil Rektor (Warek) III, Dr. Ali Rusdi, yang menyinggung tiga program studi (prodi) dengan sebutan “minim prestasi” di hadapan 1.338 mahasiswa baru, memicu amarah.
Dalam video yang beredar, Dr. Ali Rusdi terlihat memaparkan deretan prestasi yang diraih oleh 27 prodi S1 di IAIN Parepare. Namun, di tengah presentasinya, ia tak segan menyebutkan tiga prodi yang dianggap kurang menorehkan prestasi, yaitu Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Jurnalistik Islam, dan Manajemen Zakat dan Wakaf.
“Mohon maaf, ada tiga program studi yang belum menunjukkan prestasi yang membanggakan,” ujar Dr. Ali Rusdi. “Mungkin ada kegiatan positif, tapi belum dilaporkan, atau mungkin memang belum ada yang bisa diunggulkan,” imbuhnya.
Pernyataan Warek III ini langsung menuai kecaman dari kalangan mahasiswa dan alumni. Banyak yang merasa Dr. Ali Rusdi telah bersikap diskriminatif dan meremehkan ketiga prodi tersebut di depan ribuan mahasiswa baru.
Nanda Mikola Putra, Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HM-PS) Jurnalistik Islam, mengungkapkan kekecewaannya. “Kami merasa dipermalukan di depan adik-adik mahasiswa baru. Seolah-olah prodi kami tidak ada apa-apanya,” katanya. Ia mencontohkan, mahasiswa Jurnalistik Islam seringkali aktif membuat liputan tentang isu-isu lokal yang penting, namun kegiatan ini jarang dianggap sebagai prestasi yang patut diperhitungkan.
Menurut Mikola, seharusnya Warek III sebagai bagian dari pimpinan kampus merangkul seluruh mahasiswa dari berbagai prodi dan membantu mengembangkan potensi mereka. “Bukannya malah memberi label ‘minim prestasi’ pada prodi kami,” sesalnya.
Tifani Putra Noris, mahasiswa Prodi Jurnalistik Islam lainnya, juga menyuarakan kekecewaannya. “Seharusnya Pak Warek memberikan motivasi kepada mahasiswa baru, bukan malah membuat mereka merasa rendah diri dengan sebutan jurusan minim prestasi,” ujarnya. Ia menambahkan, banyak mahasiswa yang memiliki ide kreatif untuk mengembangkan prodi, namun terhambat karena kurangnya dukungan dari pihak kampus.
Dwi Anugrah Husni, Ketua HM-PS Pengembangan Masyarakat Islam, menilai tindakan Warek III sebagai sebuah kesalahan fatal. Menurutnya, hal itu bisa mematikan semangat dan menumbuhkan pandangan negatif di lingkungan kampus. “Padahal, mahasiswa PMI seringkali terjun langsung ke masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah sosial. Misalnya, mereka mendampingi kelompok rentan, memberikan pelatihan keterampilan, dan mengadvokasi hak-hak masyarakat,” jelasnya.
“Apakah prestasi mahasiswa hanya diukur dari juara lomba dalam setahun terakhir?” tanya Dwi. “Padahal, kontribusi nyata di masyarakat juga merupakan prestasi yang patut dihargai,” tegasnya.
Dwi menekankan bahwa tugas kampus adalah mendukung, merangkul, dan mengapresiasi semua bentuk prestasi mahasiswa, bukan malah mempermalukan mereka di depan umum.