Suara Petani Nilam di Majene untuk PresidenPrabowo Subianto

Majene, Poinsembilan.com – Petani di Desa Lombong, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, mulai merasakan manfaat ekonomi dari budidaya tanaman nilam. Tanaman yang dikenal sebagai bahan baku minyak atsiri ini telah membantu meningkatkan kesejahteraan mereka, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan.

Nilam (Pogostemon cablin Benth.) merupakan tanaman semak tropis yang banyak digunakan dalam industri kosmetik, parfum, dan aromaterapi. Minyak atsiri yang dihasilkan dari nilam memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia.

Namun, para petani nilam di Majene masih berjuang untuk mengembangkan usaha mereka karena keterbatasan modal dan kurangnya dukungan dari pemerintah.

Baca juga  Lagi Lagi Pelatihan di Majene, Kue yang Disajikan Panitia "BULUKAPIANG"

Sajidul, seorang petani nilam asal Desa Lombong, mengungkapkan bahwa budidaya nilam telah membantu keluarganya secara ekonomi.

“Dari hasil menanam nilam, saya bisa menyekolahkan anak-anak hingga ke jenjang perguruan tinggi. Salah satu anak saya kuliah di jurusan farmasi dan ada yang mengambil pendidikan guru. Walaupun usaha ini tidak bisa panen setiap hari, setidaknya bisa mencukupi kebutuhan keluarga,” ujar Sajidul, Rabu (2/4).

Ia menuturkan bahwa awalnya ia tidak memahami budidaya nilam. Namun, setelah mendapatkan informasi dari warga yang tinggal di daerah pegunungan dan belajar dari petani lain, ia kini mampu mengelola usaha ini secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah setempat.

Baca juga  Kelola Aset Desa, Puluhan Aparat Desa di Majene Dilatih Operasikan Aplikasi Sipades

Meski demikian, ia berharap adanya dukungan dalam bentuk permodalan dan fasilitas pengolahan minyak nilam agar usahanya bisa berkembang lebih besar.

“Kami hanya mengandalkan modal dari koperasi, yang sering kali harus gali lubang tutup lubang. Jika kondisi ini terus berlanjut, sulit bagi kami untuk memperbesar usaha. Apalagi, pupuk yang kami gunakan tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah,” tambahnya.

Sajidul dan para petani nilam lainnya berharap agar pemerintah, baik di tingkat daerah maupun pusat, bisa memberikan perhatian lebih terhadap petani nilam mandiri.

Baca juga  Kapal dari Pelabuhan Silopo Polman akan Berlabuh di Malaysia, 200 Calon Penumpang Perdana

“Semoga Presiden Prabowo bisa mendengar keluh kesah kami melalui Menteri Pertanian. Dengan adanya bantuan permodalan dan pabrik pengolahan mandiri, kami bisa lebih sejahtera tanpa terbebani pinjaman dengan bunga tinggi, terutama jika harga nilam sedang anjlok,” harapnya.

Saat ini, industri minyak atsiri Indonesia, termasuk minyak nilam, masih memiliki potensi besar di pasar global. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang berpihak kepada petani diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk nilam Indonesia serta mendorong kesejahteraan petani di daerah seperti Majene.